BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Probabilitas
Probabilitas
adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
terjadinya suatu kejadian yang bersifat random
(acak). Oleh karena itu probabilitas merupakan indeks atau nilai maka
probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1
. Pengertian probabilitas dapat dilihat melalui tiga
macam pendekatan yaitu pendekatan klasik, pendekatan frekuensi relatif, dan
pendekatan subjektif (Hasan, 2001):
1.
Pendekatan
klasik
Keterangan:
P(A) = Probabilitas terjadinya kejadian A
X =
Peristiwa yang dimaksud
n =
banyaknya peristiwa yang mungkin
2.
Pendekatan
frekuensi relatif
Menurut
pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai:
a.
Proporsi
waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika kondisi stbil atau
b.
Frekuensi
relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.
Probabilitas frekuensi relatif sering jga
disebut sebagai probabilitas empiri. Menurut
pendekatan ini probabilitas dirumuskan:
Keterangan:
P(Xi) = probabilitas peristiwa i
fi = frekuensi peristiwa i
n =
banyaknya peristiwa yang bersangkutan
3.
Pendekatan
subjektif
Menurut
pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan
individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja.
2.2 Percobaan,
Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Peristiwa
Percobaan
adalah proses pelaksanaan pengukuran atau observasi yang bersangkutan atau
dapat juga dikatakan suatu kejadian yang
memberikan suatu hasil yang dapat diamati. Hasil yang diamati dalam suatu
percobaan disebut hasil percobaan.
Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan.
Ruang sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk diagram pohon atau
tabel. Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel suatu
percobaan, atau hasil dari percobaan atau anggota-anggota dari ruang sampel
atau kemungkinan-kemungkinan yang muncul (Hasan, 2001).
2.3 Probabilitas
Beberapa Peristiwa
Probabilitas beberapa peristiwa merupakan
probabilitas yang terjadi pada dua peristiwa atau lebih, baik yang terjadi
secara bersamaan maupun yang tidak terjadi bersamaan. Perobabilitas beberapa
peristiwa dibagi menjadi tiga macam yaitu mutually
exclusive, nonexclusive dan independen (Hasan, 2001).
1.
Peristiwa
saling lepas (mutually exclusive)
Dua
peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas jika kedua atau lebih
peristiwa itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A
dan B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:
P( A atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A
B) = P(A) + P(B)
|
Keterangan
P(A)
= Peluang peristiwa A
P(B)
= Peluang peristiwa B
P(A
B) = Peluang peristiwa A gabung peristiwa B
2.
Peristiwa
tidak saling lepas (nonexclusive)
Dua
peristiwa atau lebih yang dapat terjadi bersamaan. Maka dari itu peristiwa
tidak saling lepas juga disebut sebagai peristiwa bersama. Jika peristiwa A dan
B tidak saling, maa probabilitasnya dirumuskan dengan:
P( A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)
P(A
B) = P(A) + P(B) – P(A
B)
|
Keterangan
P(A)
= Peluang peristiwa A
P(B)
= Peluang peristiwa B
P(A
B) = Peluang
peristiwa A gabung peristiwa B
P(A
B) = Peluang
peristiwa A iris peristiwa B
3.
Peristiwa saling
bebas (peristwa independen)
Dua peristiwa
atau lebih apabila terjadi dimana satu peristiwa tidak mempengaruhi peristiwa
yang lain. Probabilitas ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Probabilitas marginal atau probabilitas tidak
bersyarat
Probabilitas marginal merupakan probabilitas
terjadinya suatu peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan peristiwa yang
lain. Artinya peristiwa-peristiwa tersebut tidak saling mempengaruhi.
b.
Probabilitas
gabungan
Perobabilitas
gabungan merupakan dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara berurutan dan
peristiwa-peristiwa tersebut tidak saling mempengaruhi. Probabilitas peristiwa
jika peristiwa A dan peristiwa B merupakan probabilitas gabungan adalah
P(A dan B) =
P(A
B) = P(A) x P(B)
|
Jika
peristiwa A, B, dan C gabung maka probabilitasnya adalah
P(A
B
C) = P(A
B) = P(A) x P(B) x P(C)
|
Keterangan
P(A
B
C) = irisan antara peluang peristiwa A dan B
dan C
P(A
B) = irisan antara peluang peristiwa A
dan B
P(B) x P(C) = peluang terjadinya peristiwa A
terhadap C
P(A) x P(B) = hasil kali peluang terjadinya peristiwa
A terhadap B
c.
Probabilitas
bersyarat
Probabilitas
bersyarat merupakan perobabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat
peristiwa lain harus terjadi. Peristiwa –peristiwa tersebut tidak saling
mempengaruhi. Probabilitas bersyarat dirumuskan:
P(A/B) = P(B)
|
Keterangan
P(B) = peluang terjadinya peristiwa B
P(A/B) = hasil bagi peluang terjadinya peristiwa A terhadap B
2.4 Peristiwa
tidak saling bebas (peristiwa dependen)
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa
tidak saling bebas apabila peristiwa yang satu dipengaruhi dan bergantung pada peristiwa
lainnya. Probabilitas dependen ini
dibedakan menjadi tiga yaitu probabilitas bersyarat, gabungan, dan marginal
(Hasan, 2001).
1.
Probabilitas
bersyarat
Probabilitas
bersyarat merupakan probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat
peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut saling
mempengaruhi. Probabilitas bersyarat dirumuskan dengan:
Keterangan
P(B/A) = Hasil bagi anatara peluang peristiwa B
terhadap peristiwa A
P(A
B) = irisan antara peristiwa A dan B
P(A)
= Peluang peristiwa A
2.
Probabilitas
gabungan
Probabilitas
gabungan merupakan probabilitas terjadinya dua peristiwa atau lebih dimana
peristiwa-peristiwa tersebut terjadi secara bersamaan (berurutan) dan
peristiwa-peristiwa tersebut saling mempengaruhi. Probabilitas gabungan
dirumuskan dengan (Hasan, 2001):
P(A dan B) =
P(A
B) = P(A) x P(B/A)
|
Keterangan
P(A
B) = irisan
antara peluang peristiwa A dan B
P (B/A) =
hasil bagi peluang terjadinya peristiwa A terhadap B
P(A) =
peluang terjadinya peristiwa A
3.
Proababilitas
Marginal
2.5 Probabilitas
Beberapa Peristiwa dengan Pendekatan Kombinasi
Terjadinya beberapa peristiwa baik itu dua
peristiwa atau lebih dapat dilakukan
dengan menggunakan metode perhitungan dengan pendekatan kombinasi. Probabilitas
beberapa peristiwa dengan pendektatan kombinasi dirumuskan dengan (Hasan,
2001):
Keterangan
C =
Kombinasi
r = rasio
n =
banyaknya kejadian atau peristiwa
2.6 Peristiwa
Komplementer
P(A) + P(B) = 1
atau P(A) = 1 – P(B) atau P(B) = 1 – P(A)
|
2.7 Kaidah
Bayes (Teorema Bayes)
Kaidah bayes atau teorema bayes dikemukakan oleh seorang pendeta Presbyterian Inggris tahun 1763 yang bernama Thomas Bayes. Kaidah
ini digunakan untukdigunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu
peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi.
Teori ini menerangkan hubungan antara
probabilitas terjadinya suatu peristiwa (misalkan A) dengan syarat peristiwa
lain (misalkan B) telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa X dengan
syarat peristiwa A telah terjadi. Kaidah ini didasarkan pada prinsip bahwa
tambahan informasi dapat mmperbaharui probabilitas.
Kaidah bayes ini menyatakan, jika dalam suatu
ruang sampel terdapat beberapa peristiwa saling lepas (mutually exlusive), yaitu misalkan A1, A2, A3,
..., An memiliki probabilitas tidak sama dengan nol dan apabila ada peristiwa
lain (misalkan X) yang mungkin dapat terjadi pada peristiwa-peristiwa A1,
A2, A3, ..., An dengan diketahui oeristiwa X
tersebut , maka (Hasan, 2001):
Keterangan:
P(Ai) = Probabilitas berdasaran
informasi yang tersedia (belum ada tambahan informasi).
P(Ai)P(XiIAi)
= Probabilitas yang diperbaiki dengan
adanya informasi tambahan
2.8 Harapan
Matematika (Ekspektasi Matematis)
Harapan matematika atau nilai harapan adalah
jumlah dari semua hasil perkalian antara nilai variabel random dengan
probabilitas yang bersesuaian dengan nilai tersebut.
2.9 Permutasi
dan Kombinasi
Ada himpunan n unsur (objek) yang berlainan,
maka banyaknya susunan (cara penyusunan) unsur-unsur itu disebut banyaknya
permutasi himpunan tersebut dan jika ada himpunan n unsur-unsur yang berlainan
dibuat susunan yang terdiri dari k unsur (k < n), maka banyaknya susunan itu
disebut banyaknya permutasi himpunan tersebut dengan ambilan k.
Keterangan:
P=
permutasi
n=
banyaknya data
k= besar
rasio
|
Permutasi memiliki
macam-macamnya dalam suatu modul probabilitas ini. Permutasi terbagi atas 2
jenis yaitu permutasi siklis dan permutasi dari sebagian anggota yang sama,
yaitu (Boediono, 2001):
1. Permutasi
Melingkar (Siklis)
Banyaknya permuatasi = ( n -
1 )!
|
2. Permutasi
dari Sebagian anggota yang sama jenisnya
Kombinasi
didefiniskan sebagai suatu himpuanan n buah unsur yang berlainan akan disusun
dengan masing-masing susunan terdiri dari k unsur ( k
n ) tanpa memperhatikan urutannya, maka banyaknya
susunan tersebut disebut banyaknya kombinasi himpunan tersebut dengan ambilan
k. Kombinasi dirumuskan dengan ( Yahya,
2013):
Keterangan:
C= kombinasi
n= banyaknya data
r = rasio
|
2.10 Himpunan
Himpunan adalah suatu kumpulan objek dari objek-objek
sebarang. Cara pengumpulan objek-objek itu biasanya berdasarkan sifat/keadaan
mereka yang sama, atau pun berdasarkan aturan tertentu yang sudah ditentukan.(Yahya,.2013).
Himpunan adalah kumpulan objek yang didefinisikan dengan
jelas dan dapat dibeda-bedakan. Setiap objek yang secara kolektif membentuk
himpunan tersebut disebut elemen atau unsur atau anggota dari himpunan
tersebut. Himpunan dilambangkan dengan pasangan kurung kurawal {} dan biasanya
dinyatakan dengan huruf kapital (besar), seperti A, B, C, ... Anggota himpunan
ditulis dengan lambang
. Dalam statistik himpunan dikenal sebagai
populasi.Himpunan juga memiliki beberapa operasi diantaranya adalah operasi
gabungan (onion), operasi irisan (interseksi), dan operasi selisih.
1.
Operasi
Gabungan (Onion).
Gabungan
himpunan A dan himpunan B adalah semua unsur yang termasuk didalam A atau
didalam B atau didalam A dan B sekaligus. Gabungan dari himpunan A dan himpunan
B dilambangkan dengan A
B atau A + B dituliskan: A
B = {X : x
A, x
B, atau x
AB}.
2.
Operasi
Irisan (interseksi).
Irisan
dari himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur yang termasuk didalam A dan
B. Irisan dari himpunan A dan B dilambangkan dengan A
B atau AB dan dituliskan: A
B = {X : x
A, dan x
B}.
3.
Operasi
selisih
Selisih
himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur A yang tidak termasuk didalam B.
Selisih himpunan A dan himpunan B dilambangkan A – B atau A
B. Dituliskan : {X : x
A, x
B}.
4.
Komplemen
Komplemen
dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta S adalah suatu himpunan
yang elemennya merupakan elemen S yang bukan elemen A. Komplemen di notasikan
dengan Notasi: Ac = {x|x
S, x
A}.
Thanks for this critical post. It is a beautiful and informative post that I get from your website.
BalasHapusIts great job and it will be good if you continue this kind of post on your site.
Content Writing Services India